• SMK MUHAMMADIYAH 5 KISARAN
  • SMK Bisa-Hebat (Berilmu, Beriman, Berakhlak dan Beramal)

Jika Hati Tenang, Maka Setiap Hari Akan Merasakan Bahagia dan Senang

Hati adalah bagian terpenting dalam diri manusia. Mengapa disebut yang terpenting? Sebab hati menjadi penentu baik dan buruknya amalan anggota tubuh yang lain, sekaligus menjadi penentu bernilai atau tidaknya amal pemiliknya. Tak hanya itu, hati juga merupakan bagian yang paling mudah terpengaruh, mudah berubah, dan juga sulit diobati.

Tak heran bila para ulama tasawuf memiliki perhatian besar terhadap urusan yang satu ini. Salah satunya ialah Imam al-Ghazali. Menurutnya, siapa pun yang hendak menata laku amalnya, maka mulailah dengan menata hati. Namun, ia tidak akan mampu menata hatinya dengan baik, sebelum mengetahui lima hal prinsip tentangnya.

Pertama, Allah maha mengetahui apa pun yang tersimpan, yang terbesit, dan dirahasiakan dalam hati hamba-hamba-Nya. Hal itu berdasarkan firman-Nya sebagai berikut ini.

وَاللهُ يَعْلَمُ مَا فِي قُلُوبِكُمْ

Artinya: “Dan Allah mengetahui apa yang (tersimpan) dalam hatimu,” (QS al-Ahzab [33]: 51).

Ayat-ayat lain yang senada dengannya menyebutkan, “Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati,” (QS al-Mukmin [40]: 19); “Dan Allah mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan,” (QS al-Nahl [16]:19); “Kewajiban Rasul tidak lain hanyalah menyampaikan, dan Allah mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan” (QS al-Maidah [5]: 99). Dan masih banyak lagi ayat yang sejalan dengan kandungan ayat di atas.

Namun, intinya siapa pun yang sudah sampai pada hakikat ini, tidak akan berani menyimpan atau merahasiakan sesuatu yang tidak baik dalam hatinya. Sebab, semuanya diketahui secara pasti oleh Allah swt.

Kedua, Allah tidak memandang rupa, wajah, Penampilan , Tempat Tinggal Mewah , Harta Berlimpah atau kulit hamba-Nya. Yang dipandang darinya hanyalah hatinya. Hal itu berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى لَا يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ، وَلَا إِلَى أَمْوَالِكُمْ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ، فَمَنْ كَانَ لَهُ قَلْبٌ صَالِحٌ تَحَنَّنَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْهِ، وَإِنَّمَا أَنْتُمْ بَنِي آدَمَ أَكْرَمُكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ

Artinya, “Sesungguhnya Allah tidak melihat rupa dan harta kalian, tetapi melihat hati dan amalan kalian. Siapa saja yang memiliki hati yang bersih, maka Allah menaruh simpati padanya. Kalian hanyalah anak cucu Adam. Tetaplah yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah yang paling takwa,” (HR. Al-Thabrani).

Ketiga, hati ibarat raja, sedangkan anggota tubuh lain ibarat rakyat yang mengikutinya. Jika yang diikuti baik, maka pengikutnya pun akan baik. Jika pemiminnya lurus, maka rakyatnya juga lurus. Adakalanya, pemimpin lurus, rakyatnya terkadang tidak lurus, apalagi pemimpinnya tidak lurus. Ingatlah sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang menyatakan:

أَلاَ وَإِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً: إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ، أَلاَ وَهِيَ القَلْبُ

Artinya, “Ingatlah bahwa dalam tubuh itu ada segumpal daging. Jika daging itu baik, maka baik pula seluruh tubuh. Jika daging itu rusak, maka rusak pula seluruh tubuh. Daging tersebut ialah hati,” (HR al-Bukhari).

Demi menjaga setiap amalan tetap baik, maka siapa pun harus menjaga dan selalu memperbaiki keadaan hatinya.

Keempat, hati adalah gudang berbagai macam permata berharga dan makna-makna penting bagi seorang hamba. Permata pertama adalah akal, sedangkan permata paling mulia adalah makrifat kepada Allah, yang merupakan sebab kebahagiaan dunia dan akhirat. Permata berikutnya adalah mata hati (bashirah) yang menjadi modal untuk mendekat dan menghadap kepada Allah. Selanjutnya adalah niat yang tulus dalam ketaatan, sekaligus yang menjadi faktor penentu tercapai dan tidaknya pahala kekal di sisi Allah. Berikutnya ialah macam-macam ilmu, hikmah, pengetahuan, yang menjadi faktor kemuliaan hamba, baik di hadapan Allah maupun di hadapan makhluk. Permata terakhir ialah perangai atau sifat-sifat yang terpuji.

Maka demi menjaga keberadaan permata-permata di atas, hati harus selalu bersih dan dijaga dari berbagai macam kotoran dan penyakit.

Kelima, hati memiliki beberapa keadaan berikut ini.

  • Hati selalu menjadi sasaran serangan lawan. Dalam hal ini adalah serangan setan. Setan selalu mengintai kelengahannya. Ketika pemiliknya berdzikir, setan sedikit menjauh darinya. Namun, ketika pemilik hati lalai, setan kembali membisikinya. Di saat yang sama hati juga menjadi tempat turunnya bisikan baik, terutama ilham dan bisikan malaikat. Sehingga hati tidak terlepas dari dua sumber bisikan tersebut.
  • Kesibukan hati jauh lebih banyak dari kesibukan anggota tubuh yang lain. Bagaimana tidak karena akal dan hawa nafsu berada di dalamnya. Tak heran hati menjadi tempat pertarungan antara dua pasukan besar, yakni pasukan nafsu beserta bala tentaranya dan pasukan akal beserta bala tentaranya.
  • Khawatir atau bisikan yang datang ke dalam hati jumlahnya sangat banyak. Bisikan itu ibarat anak panah yang diarahkan kepadanya. Ia bagaikan air hujan yang terus menghujaninya baik siang maupun malam. Seorang ulama mengatakan, dalam sehari semalam, hati tidak kurang menerima tujuh puluh ribu bisikan, baik bisikan baik maupun bisikan yang buruk. Tidak ada yang bisa menolak bisikan itu. Berbeda dengan mata yang bisa beristirahat dengan menutupkan kedua bibirnya, hati terus-menerus dihujani bisikan.
  • Mengatasi dan mengendalikan keadaan hati sangatlah sulit. Pasalnya, keadaan hati tidak terlihat. Apa yang terjadi di dalamnya terkadang tidak bisa dirasakan, sampai akibatnya benar-benar terlihat. Penyakit hasud atau dendam, misalnya. Tidak mudah dideteksi dan dihilangkan seseorang. Dibutuhkan upaya keras, pandangan yang tajam, timbangan yang matang, dan pelatihan jiwa, untuk mengobatinya.
  • Kerusakan yang menimpa hati begitu cepat. Keadaannya mudah berubah. Para ahli bahasa menyatakan, mengapa hati disebut dengan kablu? Karena ia berasal dari kata qalbu, yang dalam bahasa Arab, berarti sesuatu yang mudah sekali berubah. (Lihat: al-Ghazali, Minhajul ‘Abidin, , hal. 34-35).

Bukan Termasuk Golongan Orang Orang Mukmin dan Bukan Golongan Orang Yang Mendapat Bau Harumnya Surga Apabila Manusia Dekat , Mengikuti Aktifitas Keagamaan Juga Bersilaturohim Hanya Memandang Pada Penampilan , Tempat Tinggal Mewah dan Membatasi Antara Kaya Maupun Miskin .

Calon Penghuni Neraka Adalah Golongan Orang Orang Yang Menilai Wawasan ilmu Agama Seseorang Menilai Kapasitasnya Dari Sudut Penampilan dan Tempat Tinggal Mewah dengan Pengikutnya Yang Tampak banyak.

Semoga Allah senantiasa meneguhkan hati kita semua, terlebih jika hati kita telah mendapatkan hidayah dari-Nya.

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

Artinya, “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia),” (QS Ali ‘Imran [3]: 8).

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ

Artinya, “Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku dalam agama-Mu.”

Sumber: Facebook WARGA MUHAMMADIYAH

Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Sejarah Hari Buku Nasional

Tanggal 17 Mei adalah hari yang spesial untuk para pecinta buku, karena di hari ini lah hobimu dirayakan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Nah, kamu penasaran nggak sih siapa yang menc

17/05/2024 03:12 - Oleh Rudy S. Marpaung - Dilihat 62 kali
Merasa Diawasi Allah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengingatkan kita untuk senantiasa bertakwa kepada Allah, baik ketika dilihat orang lain ataupun ketika bersendirian. Dari Usamah

11/05/2024 21:30 - Oleh Rudy S. Marpaung - Dilihat 75 kali
BENARKAH SURAH LUQMAN AYAT 6 MENGHARAMKAN MUSIK?

Surah lukman ayat 6 tdk ada korelasinya sama sekali dengan hukum musik haram: وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَّشْتَرِيْ لَهْوَ الْحَدِيْثِ لِيُ

09/05/2024 22:17 - Oleh Rudy S. Marpaung - Dilihat 278 kali
Sejarah Pemuda Muhammadiyah

Pemuda Muhammadiyah didirikan di Yogyakarta pada tanggal 26 Zulhijjah 1350 Hijriyah, bertepatan dengan tanggal 2 Mei 1932 Miladiyah. Pemuda Muhammadiyah adalah organisasi otonom Muhamm

01/05/2024 23:42 - Oleh Rudy S. Marpaung - Dilihat 141 kali
Salaf Asli dan Salaf Palsu?

Bermula dari surah at Taubah-100, diskursus masa salaf dibincang hangat: ‘Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari kalangan muhajirin dan anshar dan o

01/05/2024 10:54 - Oleh Rudy S. Marpaung - Dilihat 157 kali
Godaan Pasca Lebaran

Ramadhan telah berlalu. Ada yang berduka, tak sedikit yang bersukacita. Mereka yang bersedih, nggak rela putus hubungan dengan tiktok, eh Ramadhan. Persis kaya remaja kasmaran yang lagi

25/04/2024 20:27 - Oleh Rudy S. Marpaung - Dilihat 317 kali
RA. Kartini: Santriwati KH. Sholeh Darat, Pengarang Kitab Tafsir Faidh Al-Rahman

Sejak kita kecil, doktrin yang tertanam tentang RA Kartini adalah pejuang emansipasi wanita. Pejuang muslimah yang mulia ini seringkali diperalat sebagai tokoh pendukung gerakan feminis

21/04/2024 19:50 - Oleh Rudy S. Marpaung - Dilihat 1011 kali
KESOMBONGAN: Mengapa Sifat Sombong Dibenci Oleh Allah SWT?

Ditulis Oleh : Vanky Eka Chaya Buana Siswa Kelas XI-AKL Dalam ajaran Islam, sifat sombong dianggap sebagai salah satu dosa besar yang harus dihindari oleh setiap muslim. Sombong atau

13/04/2024 21:43 - Oleh Rudy S. Marpaung - Dilihat 3001 kali
Layangan Putus, Monogami dan Keluarga Sakinah

Ditulis Oleh: Niki Alma Febriana Fauzi ( Majlis Tarjih PP Muhammadiyah)   Akhir-akhir ini jagad media sosial dihebohkan dengan berita viral bertajuk “layangan putus”

13/04/2024 11:42 - Oleh Rudy S. Marpaung - Dilihat 424 kali
Berbagi Takjil dan Kemeriahan Ramadhan

Ditulis Oleh: Vanky Eka Chaya Buana. Siswa Kelas XI AKL Berbuka Puasa Bersama di SMK Muhammadiyah 5 Kisaran KISARAN-Suasana kebersamaan dan kegembiraan menyelimuti SMK Muhammadiyah 5

07/04/2024 18:00 - Oleh Rudy S. Marpaung - Dilihat 465 kali